Sabtu, 30 Mei 2015

SELAMAT ULANG TAHUN IBU

Ibu…
20 tahun engkau membesarkanku
Diusiamu yang tidak lagi muda
Engkau tampak masih semangat

Seringkali ucapanku membuat hatimu terluka
Bahkan tak jarang membuat air matamu menetes
Tapi jauh di dalam lubuk hati yang terdalam
Hanya engkau penyemangat hidupku

Jasamu begitu besar
Beribu kata tak mampu untuk menggambarkan kebaikanmu
Selamat ulang tahun ibu
Aku mencintaimu…




Oleh: Diana Sofah
Dibuat Tanggal: 30 Mei 2015


Untuk Ibu yang hari ini genap berumur 46 tahun
Semoga panjang umur dan sehat selalu

Senin, 04 Mei 2015

WORLD PRESS FREEDOM DAY 2015, MASSA: STOP KEKERASAN TERHADAP JURNALIS, HIDUP JURNALIS!

Foto : Imam Fauzi
Aksi di Patung Chairil Anwar
MALANG - Peringati World Press Freedom Day (WPFD) atau Hari Kebebasan Pers Internasional 2015, puluhan jurnalis di Kota Malang melakukan aksi damai minggu pagi (3/5). Aksi ini bertempat di depan Balaikota Malang kemudian massa berjalan terus melewati pasar Splendit dan berakhir di Tugu Chairil Anwar. Aksi ini dilakukan secara rutin pada tanggal 3 Mei setiap tahunnya. Organisasi profesi seluruh Indonesia pada hari ini bersama-sama serentak turun ke jalan untuk menyampaikan orasinya.
Massa dalam aksi ini terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya, Pewarta Foto Indonesia (PFI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan Perhimpuanan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Malang. Mereka berasal dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) kampus yang ada di Kota Malang. LPM tersebut antara lain Dianns FIA Universitas Brawijaya, Solid FT Universitas Brawijaya, Perspektif FISIP Universitas Brawijaya, Canopy FP Universitas Brawijaya, Indikator FE Universitas Brawijaya, Siar Universitas Negeri Malang, dan Asia Pers Independen (API) Perguruan Tinggi Asia.
Foto : Imam Fauzi
Orasi dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia
Sepanjang jalan massa terus dengan suara lantang meneriakkan orasi-orasinya. Mereka juga membagi-bagikan selebaran yang antara lain berisi tulisan bahwa jurnails di lindungi oleh undang-undang pers, jurnalis menaati kode etik, ajakan untuk menuntaskan kasus kekerasan pada jurnalis, ajakan untuk meningkatkan profesionalisme pers, dan ajakan untuk mempertahankan kemerdekaan pers. Selain itu juga dibagikan stiker yang bergambar wartawan harian Bernas Yogyakarta, Muhammad Fuad Syafrudin alias Udin yang dibunuh karena berita di tahun 1996. Sampai genap 18 tahun kasus ini pada agustus 2014, tidak ada tindak lanjut dari pihak kepolisian.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya massa berhenti di depan Tugu Chairil Anwar. Tidak hanya sampai disitu saja. Mereka kemudian berjajar di sepanjang jalan depan Tugu Chairil Anwar. Orasipun masih berlanjut. Aksi juga diwarnai dengan pengumpulan id card dari massa yang ikut dan kemudian diletakkan dipingggir jalan. Hal ini menarik perhatian setiap pengendara jalan yang melewati di jalan tersebut.
Foto : Imam Fauzi
Pengumpulan ID CARD dari berbagai macam PERS
"Ada beberapa tuntutan yang diminta dalam aksi kemerdekaan pers saat ini bahwa pertama kebebasan pers itu harus dilakukan dan tidak ada lembaga apapun yang melanggar kerja jurnalis karena ini jelas diatur dalam undang-undang pers nomor 9. Tuntutan kita yang kedua bahwa stop kekerasan terhadap jurnalis, jelas juga di atur dalam undang-undang pers jika ada hal yang berkaitan dengan pemberitaan harus di tempuh sesuai dengan jalurnya." ungkap Yatimul Ainun, sekretaris AJI Malang yang juga menjadi juru bicara dalam aksi ini.
"Dan apapun kasusnya yang berkaitan dengan pemberitaan dengan profesi jurnalis kepolisian tidak berhak untuk menangani karena kita jelas punya undang-undang sendiri dan diharapkan pihak kepolisian untuk mengarahkan bagaimana kasus pemberitaan itu ditangani oleh dewan pers. Oleh karena itu stop kekerasan siapapun yang melakukan kekerasan terhadap jurnalis harus dilawan dan jelas harus di tindak tegas." tambahnya.
Sampai tahun 2015 ini, AJI mencatat bahwa kebebasan pers di Papua juga masih dikekang. Setiap jurnalis yang ingin meliput di Papua di batasi aksesnya. Bahkan mereka yang berhasil mendapat akses liputan kerap di kawal dalam melakukan tugas peliputan. Hal ini membuat jurnalis menjadi terkekang dan tidak bebas dalam menjalankan pekerjaannya. Selain itu jurnalis lokal juga kerap mendapatkan intimidasi dan bahkan terjadi beberapa kasus pembunuhan atas jurnalis.
"Kebebasan pers ini kan merupakan sesuatu yang esensial terutama terkait dengan keterbukaan informasi. Harapannya supaya instansi-instansi terkait seperti pemerintah, kepolisian, dan lain sebagainya itu mendukung kerja-kerja jurnalistik dan memberikan kemerdekaan sepenuhnya untuk pers umum, pers mahasiswa, dan pers dalam apapun bentuknya." Ujar Permata Putri massa perwakilan dari LPM Perspektif FISIP Universitas Brawijaya.
Tema Hari Kebebasan Pers Internasional pada tahun ini adalah "Let Journalism Thrive! Towards Better Reporting, Gender Equality, & Media Safety in the Digital Age" atau menuju proses reportase yang lebih baik, kesetaraan gender, dan keselamatan media di era digital. Peringatan ini berpusat di Riga, Latvia, 2-4 Mei 2015. Pada tahun 2017, World Press Freedom Day (WPFD) akan diselenggarakan di Indonesia tepatnya di Jakarta. (ds)


Penulis : Diana Sofah
Editor : Diana Sofah


Berita ini juga terbit di Website Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Asia Pers Independen (API) Perguruan Tinggi Asia Malang
Link: http://asiapersindependen.tk

Kamis, 30 April 2015

SOSIALISASI EMPAT PILAR KEBANGSAAN DI PERTI ASIA, MORENO SOEPRAPTO BANJIR PENGGEMAR



Foto : Imam Fauzi
Sambutan Pak Teguh Widodo selaku Ketua STMIK STIE ASIA
MALANG – Acara yang bertajuk Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kerjasama antara Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Asia Malang sukses digelar kamis (30/04). Empat pilar kebangsaan itu antara lain: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Sejak pukul 13.00 WIB, peserta sosialisasi tampak berdatangan menuju ruang theater kampus pusat Perguruan Tinggi Asia Malang. Mereka tampak antusias untuk turut berpartisipasi dalam acara sosialisasi tersebut.
"Ini agenda awal untuk adanya tokoh-tokoh muda seperti Moreno Soeprapto masuk ke Asia biar bisa jadi motivasi. Acara ini berlanjut tidak hanya untuk hari ini saja. Penanaman empat pilar kebangsaan itu sebagai satu dasar agar kita bisa menjadi pemuda yang sebagaimana mestinya bisa diharapkan." terang Moh. Syaiful Rahman selaku Presiden BEM Perguruan Tinggi Asia Malang.

Foto : Imam Fauzi
Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan dari Moreno

Soeprapto selaku anggota DPR/MPR RI Periode 2014 - 2019
Pada kesempatan kali ini, sebagai pemateri hadir Moreno Soeprapto selaku anggota Komisi X DPR/MPR RI periode 2014-2019 dari Fraksi Gerindra. Peserta tampak antusias mendengar setiap materi yang di sampaikan. Saat ini Moreno Soeprapto tercatat berada di Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pemuda & olahraga, ekonomi kreatif dan pariwisata.
Selesai bersosialisasi mengenai empat pilar kebangsaan, Moreno Soeprapto tampak semangat manyalami para peserta yang telah hadir di ruang theater. Setelah itu banyak diantara mereka yang meminta untuk berfoto bersama. Dengan ramah Moreno tidak segan untuk menanggapi permintaan dari para mahasiswa. Hal itu tidak terlepas dari latar belakangnya sebagai mantan pembalap nasional Indonesia dan prestasi segudang yang telah diraih dari ajang balap nasional maupun internasional. Bahkan dulu Moreno Soeprapto menjadi pembalap muda andalan Indonesia di ajang bergengsi seri A1 Grand Prix.
Foto : Imam Fauzi
Panitia foto bersama dengan Moreno Soeprapto
"Saya sangat bangga karena teman-teman mahasiswa disini (Perguruan Tinggi Asia Malang) sangat apresiasi dengan kehadiran saya yang fokus kepada sosialisasi empat pilar. Pertanyaan tadi cukup banyak yang membangun dan kritis agar pemerintah lebih fokus kepada empat pilar itu sendiri." ungkap Moreno Soeprapto antusias.
"Harapannya mereka pasti punya keahlian masing-masing, dan pemerintah harus hadir di situ untuk bisa memberdayakan mahasiswa agar kedepannya bisa berkarya sesuai bidangnya masing-masing. Contoh kita mempunyai cita-cita bagaimana berdaulat di bidang ekonomi, budaya, pendidikan, dan hukum. Untuk pasca sarjana pemerintah mempunyai program untuk memberikan beasiswa. Mahasiswa yang nilainya bagus di sekolahkan ke luar agar nanti saat kembali lagi bisa membangun negaranya atau daerahnya masing-masing." tambahnya.
Untuk program kerja Komisi X DPR RI sendiri dia menyebutkan pendidikan di Indonesia akan adil di setiap provinsi. Hal itu tidak hanya di lakukan di Pulau Jawa saja tapi mulai dari Sabang sampai Merauke. Dengan demikian pembangunan di Indonesia akan merata.
"Moreno sangat komunikatif. Sebagai anggota DPR RI dia juga bisa menyesuaikan dengan audien di hadapannya. Bahkan tadi pulang sempat salaman ke semuanya." terang Ketua Perguruan Tinggi Asia Malang Bapak Ir. Teguh Widodo, MM.
"Ada hal-hal yang paling utama adalah dia (Moreno Soeprapto) menceritakan bahwa produk asli dari Indonesia selama ini di buat oleh tenaga asing. Itu yang harus kita garis bawahi bahwa adik-adik dari Asia bagaimana harus bisa bukan lagi tenaga asing yang bikin produk, tetapi anda (mahasiswa Asia)." tambahnya.
Acara sosialisasi di buka dengan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan dari Ketua Pelaksana Dani Prasetyo, sambutan dari Presiden BEM Moh. Syaiful Rahman, dan sambutan dari Ketua Perguruan Tinggi Asia Bapak Ir. Teguh Widodo, MM. Dan setelah penyampaian materi juga di adakan sesi tanya jawab yang menarik untuk di simak. Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi pemuda khususnya mahasiswa Perguruan Tinggi Asia Malang yang hadir dalam sosilasasi ini.
"Manfaatnya kita sebagai mahasiswa dituntut untuk bisa mengaplikasikannya (empat pilar kebangsaan). Bukan hanya harus tapi ini wajib." terang Abdurrohman, peserta sosialisasi yang juga merupakan mahasiswa jurusan manajemen Perguruan Tinggi Asia Malang. (ds)


Penulis : Diana Sofah
Editor : Diana Sofah



Berita ini juga terbit di Website Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Asia Pers Independen (API) Perguruan Tinggi Asia Malang
Link: http://asiapersindependen.tk

Kamis, 23 April 2015

MINI BAZAR BUSINESS PRACTICE 2 ASIA MENARIK PERHATIAN PENGUNJUNG

Foto : Imam Fauzi
Pengunjung mendatangi stand
MALANG - Acara mini bazar yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi Asia Malang berlangsung meriah kamis siang (23/04). Bertempat di lantai tiga kampus pusat Perguruan Tinggi Malang, acara ini berhasil menyedot perhatian para pengunjung. Mini bazar ini merupakan bagian dari mata kuliah business practice 2 yang merupakan mata kuliah baru di Perguruan Tinggi Asia Malang. Acara ini bertujuan untuk melatih komunikasi serta mental para mahasiswa. Selain itu juga diharapkan nantinya mereka bisa membuka usaha sendiri.
Sebelum acara di mulai terlihat beberapa pengunjung yang terdiri dari mahasiswa Asia sendiri tampak antusias dan tidak sabar untuk datang ke setiap stand yang ada. Setiap stand menawarkan produk yang berbeda-beda dan bervariasi. Sehingga setiap pengunjung bisa dengan bebas memilih stand mana saja yang menurutnya menarik dan wajib untuk di kunjungi. Saat berkunjung ke stand, pengunjung di minta untuk mencicipi produk (jika produk tersebut makanan/minuman) yang di tawarkan. Selanjutnya mereka diminta untuk memberikan komentar pada kertas yang telah disediakan.
Foto : Imam Fauzi
Stand Sari Apel
"Acaranya sebenarnya rame. Semoga di tahun depan masih ada lagi. Dari lokasinya kalau bisa tahun depan di adakan di luar biar lebih rame dan pengunjungnya lebih banyak daripada sekarang." terang Ahmad Rizal, salah satu pengunjung acara mini bazar.
Produk-produk yang ditawarkan beraneka ragam, antara lain: makanan ringan, minuman, botol minuman, sampai kaos dengan desain yang menarik. Semuanya di desain sedemikian rupa mulai dari stand, kemasan, hingga, suasana kelas yang dijadikan sebagai lokasi untuk membuka stand. Hal ini bertujuan untuk menarik minat pengunjung yang datang ke acara mini bazar.
Foto : Imam Fauzi
Stand Hijab Queen
"Business practice 2 itu bagus. Kita bisa menambah pengalaman juga. Mungkin banyak orang yang meremehkan. Apa itu cuma jualan. Tapi pasti di dunia nyata pasti dibutuhkan." ungkap Agnes Agustina salah satu mahasiswi yang membuka stand makanan ringan Dea Cake & Bakery.
"Harapannya suatu saat nanti mungkin setelah lulus kuliah ini saya bisa buka usaha sendiri." tambah Agnes Agustina.
Kesuksesan dan kemeriahan acara ini tidak terlepas dari peran para dosen pembimbing. Mereka tanpa kenal lelah memberikan masukan, motivasi, maupun saran kepada para mahasiswa yang menempuh mata kuliah business practice 2.
"Kalau dari kelas saya sendiri anak-anak sangat antusias. Mereka membawa peralatan, alas meja, bahkan barang-barangnya juga sudah di pack sendiri-sendiri. Bagi saya itu sudah antusiasme yang sangat besar." tambah Lussia Mariesty Andriany, SE, MM. (ds)


Penulis : Diana Sofah
Editor : Diana Sofah

Berita ini juga terbit di Website Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Asia Pers Independen (API) Perguruan Tinggi Asia Malang
 

Minggu, 19 April 2015

KONGRES LUAR BIASA PPMI HASILKAN SEKJEN NASIONAL BARU

Foto : M. Luqman Fransnudin
Registrasi Peserta KLB
MALANG - Berakhir sudah rangkaian acara Kongres Luar Biasa (KLB) yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Kota Malang di Balai Desa Kepuharjo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang minggu malam (19/4). Latar belakang diselenggarakannya acara KLB ini salah satunya adalah untuk pemilihan Sekjen Nasional PPMI karena kurang lebih setahun terakhir jabatan tersebut kosong di tinggalkan oleh Sekjen yang lama.
"Senang juga merasa bangga Malang bisa menjadi tuan rumah dikarenakan dulu PPMI nasional itu terbentuk di Malang juga. Jadi mengembalikan sejarah dimana terbentuk PPMI nasional di Malang dan perombakan struktur juga di Malang" terang Silvia Ratnasari dari LPM Civitas Universitas Merdeka Malang yang juga selaku Ketua Pelaksana KLB Malang.
Foto : Muh. Alwin Alamsyah
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia

Pak Suwardjono menyampaikan materi di seminar



Acara ini dihadiri oleh seluruh LPM yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. LPM yang mengikuti acar KLB ini antara lain berasal dari kota Malang, Surabaya, Jember, Tulungagung, Madiun, Madura, Yogyakarta, Semarang, Pekalongan, Bali, Palangkaraya, dan Makassar. Meskipun rata-rata berasal dari luar kota tetapi tidak menyurutkan semangat mereka untuk turut berpartisipasi dan menyampaikan pendapat selama acara KLB berlangsung.
Dalam acara yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut sejak hari jum'at (17/4) tersebut akhirnya terpilih Abdus Somad dari Yogyakarta selaku Sekjen Nasional PPMI yang baru. Ia resmi terpilih sebagai Sekjen Nasional PPMI yang sah dan diangkat secara aklamasi setelah dua kandidat yang lain yaitu Achmad Ismail dari Pekalongan dan Toyib dari Madura mengundurkan diri. Saat ditemui setelah acara KLB berakhir, Abdus Somad tampak antusias setelah terpilih menjadi Sekjen Nasional PPMI periode 2015-2016.
Foto : M. Luqman Fransnudin
Terpilihnya Sekjen baru Nasional yaitu Abdus Somad
"Bagi saya pribadi campur aduk gitu sedih senang bahagia jadi satu. Tapi ketika ini menjadi amanah, tanggung jawab saya adalah menjalankan amanah dari kawan-kawan Kota." ungkap Abdus Somad yang baru saja resmi di sahkan menjadi Sekjen Nasional PPMI periode 2015-2016.
"Rencana kerjanya kami akan mengusahakan adanya konsolidasi dari setiap kota terlebih dahulu. Karena kami melihat beberapa kota vakum dalam melaksanakan aktivitasnya. Maka dari itu penting kiranya untuk mengkonsolidasikan ulang lagi dan memberikan pemahaman kembali kepada awak pers mahasiswa yang tergabung di PPMI." tambah Abdus Somad yang juga merupakan perwakilan dari LPM Poros Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Hal positif juga diungkapkan oleh Rezki Abdul Hamid selaku Pemimpin Redaksi LPM Kertas Universitas Fajar Makassar. Menurutnya rombongan LPM dari Makassar senang bisa bertemu dan bergabung dengan LPM dari berbagai kota. Selain itu mereka juga memperoleh pengalaman baru tentang orgasisasi khususnya di PPMI Nasional sendiri. Bagaimana berperan aktif dalam membangun kembali pola-pola yang ingin dikerjakan oleh PPMI Nasional seperti pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) yang merupakan keputusan dari seluruh anggota LPM yang hadir dalam acara KLB.
"Harapan kami semoga konsolodasi tetap berjalan. Mesti ada informasi dari daerah ke PPMI Nasional tetap terjaga jadi tidak ada lagi miss komunikasi. Semoga hubungan antar seluruh PPMI yang ada di wilayah Indonesia tetap berjalan dan bersinergi dengan baik sehingga menciptakan PPMI Nasional yang bisa memberikan aura positif kepada seluruh PPMI yang ada di jajaran bawah." Ungkap Rezki Abdul Hamid.
Sebelumnya pada hari jum'at siang (17/4) juga diadakan seminar nasional yang bertemakan Gerakan dan Politik Redaksi Pers Mahasiswa di Era Digital. Dalam seminar tersebut dihadirkan tiga pemateri yaitu Suwarjono selaku ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan Eko Bambang "Kinyur" Subiantoro.
Acara ini disponsori oleh Pitoe Tour dan Namlea Grafika. Selain itu selaku tuan rumah PPMI Malang telah berusaha dengan semaksimal mungkin agar acara KLB berlangsung lancar. Panitia-panitia tersebut merupakan delegasi-delegasi dari LPM yang ada di Kota Malang antara lain: Solid (FT UB), Techno (FTP UB), Mimesis (FIB UB), Perspektif (FISIP UB), Indikator (FE UB), Dianns (FIA UB), Canopy (FP UB), Display (FILKOM UB), Mafaterna (FAPET UB), Manifest (FH UB), Kavling 10 (UAPKM UB), Fenomena (FKIP Unisma), Mei (FE Unisma), Civitas (Unmer), Inovasi (UIN), Didaktik (UMM), Siar (UM), HMJF (Kanjuruhan), dan API (STMIK dan STIE Asia). (ds)


Penulis : Diana Sofah
Editor : Diana Sofah

Berita ini juga terbit di Website Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Asia Pers Independen (API) Perguruan Tinggi Asia Malang
Link: http://asiapersindependen.tk

Sabtu, 11 April 2015

ROADSHOW SEMINAR BAKTI BANGSA 2015: BANGUN KEMANDIRIAN TEKNOLOGI INFORMASI BANGSA MELALUI FUTUREPRENEUR

Foto : Debby Satyo
Pak Teguh ketua ASIA (kiri) sedang memberi  

sambutan dalam acara Road Show 2015
BANGUN KEMANDIRIAN TEKNOLOGI INFORMASI BANGSA




MALANG - Untuk pertama kalinya di tahun ini acara seminar yang bertemakan Bangun Kemandirian Teknologi Informasi Bangsa di gelar bertempat di ruang Harvard lantai empat STMIK-STIE Asia Malang, Sabtu (11/4). Acara ini di lakukan dalam rangka HUT Kota Malang yang ke 101 tahun. Acara ini merupakan gagasan dari Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika Dan Ilmu Komputer (Aptikom), Diskominfo, dan Pemkot Malang yang berkolaborasi untuk mengadakan kegiatan salah satunya adalah mengadakan bakti bangsa di beberapa kampus dan sekolah yang ada di Malang. Tema ini diambil karena Future Entrepreneur dianggap sangat penting. Pengguna internet di Indonesia tergolong tinggi dan kebanyakan tidak menggunakan layanan lokal melainkan menggunakan layanan dari luar negeri seperti facebook dan twitter.

Foto : Fadlin
Foto bersama pemateri dan Ketua ASIA
Pemateri dalam acara ini antara lain James F. Tomasouw selaku pendiri dari Futurepreneur dan perwakilan Klik Indonesia, Rendy dari Kapan Lagi Network, Eva Handriyantini dari relawan TIK Kota Malang. Selain itu tidak ketinggalan Tim Kwikku yang terdiri dari anak-anak muda. Dalam acara ini di jelaskan bahwa Indonesia mempunyai layanan internet yang tidak kalah dengan luar negeri, antara lain Kwikku, Zohib Messenger, dan lain-lain.
Sekitar pukul 13.30 acara resmi di buka. Sambutan dilakukan oleh Bapak Ir. Teguh Widodo, MM selaku ketua STMIK-STIE Asia Malang. Untuk membangkitkan suasana peserta seminar, Yudi Santoso selaku MC dalam acara ini mengajak semua peserta untuk berdiri melakukan relaksasi agar terlihat segar dan semangat untuk mengikuti acara seminar.
“Menurut Aptikom, mahasiswa jurusan IT merupakan nomor dua di Indonesia dan menjadi favorit, tapi faktanya output dari jurusan ini semakin banyak dan dapat dipastikan banyak orang IT yang akhirnya menganggur tapi mereka tetap eksis di Internet. Ini membuktikan bahwa generasi muda kita sangat komsumtif. Usia produktif tapi aktivitasnya tidak produktif” Ujar James F. Tomasouw, pendiri Futureprenuer kepada peserta seminar.
Hal senada disampaikan oleh Rendy perwakilan dari Kapan Lagi Network kepada seluruh peserta yang tampak antusias. “Berdasarkan survei yang dilakukan oleh World Economic Forum rata-rata orang Indonesia lebih kreatif daripada orang-orang Inggris”. Kreatif dalam hal ini adalah masyarakat Indonesia terlebih usia produktif lebih aktif dibandingkan dengan Inggris dalam melakukan posting ke sosial media, blog, dan lain sebagainya. Ini membuktikan bahwa orang Indonesia sangat komsumtif terhadap internet. Terlebih dengan menggunakan sosial media yang berasal dari luar negeri. Oleh karena itu, melihat peluang tersebut, seharusnya generasi muda Indonesia bisa melirik futurepreneur dan menjadi technopreneur yang handal.
Foto : Debby Satyo
Suasana seminar saat Bu Eva dari RTKI memberikan materi
Eva Handriyantini selaku perwakilan dari relawan TIK juga tak luput memberikan materi yang sedang menjadi isu terhangat saat ini. “Tahun ini isunya adalah adanya internet sehat. Karena banyak sekali kasus kejahatan yang terjadi di internet dan juga penyebaran informasi negatif”.
Setelah itu disambung oleh Hamdi Musaad selaku CEO dari Kwikku yang menjelaskan Sekilas Tech Start Up. Dalam sesi tanya jawab terlihat peserta tampak antusias dan penasaran dengan materi yang telah diberikan. Banyak dari mereka yang ingin menggali lebih lanjut mengenai Futurepreneur. Bahkan banyak dari mereka yang bercita-cita untuk membangun start up sendiri.
“Tujuannya satu agar mahasiswa Asia tidak kalah dengan Mas Erwan Saputra. Dia mampu membuat media sosial yang bisa dipakai dan bermanfaat bagi orang lain. Dan bisa mendapat keuntungan.” Ujar Agus Rahman Alamsyah, SPd, MM  selaku PK III Perguruan Tinggi Asia Malang.
“Mahasiswa yang tertarik bisa menghubungi saya nanti akan kita bantu. Jadi Aptikom dan Pemkot akan merangkul mahasiswa yang punya kemampuan dan potensi untuk bergabung dan membuat jaringan bisnis” tambahnya.
Kembali mengigatkan bahwa Perguruan Tinggi Asia memiliki Erwan Saputra yang juga turut memberikan tambahan materi kepada peserta seminar. Dia adalah pendiri situs polisionline.com. Situs ini bertugas untuk melakukan verifikasi situs jual beli yang ada di Indonesia. (ds)

Penulis: Diana Sofah
Editor: Diana Sofah


Berita ini juga terbit di Website Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Asia Pers Independen (API) Perguruan Tinggi Asia Malang
Link: http://asiapersindependen.tk

SEJARAH AIR TERJUN COBAN RAIS “PESONA DITENGAH KOTA”

Foto: Imam Fauzi
BATU - Jum’at (31/1), udara kota Batu yang sudah terkenal dingin menjadi semakin dingin saat gerimis mulai membasahi  tanah. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi  adalah air terjun Coban Rais. Air terjun ini terletak di desa Oro-Oro Ombo Kota Batu. Tempat wisata ini masih menjadi daya tarik ditengah banyaknya wisata yang bernuansa modern.
Bagi masyarakat awam yang baru mengunjungi air terjun ini tentu masih bingung dan bertanya-tanya. Mengapa air terjun ini dinamakan Coban Rais? Mbah Siti, warga asli daerah air terjun Coban Rais bersedia membagi informasi kepada kami.
Foto: Imam Fauzi
“Dulu ada orang sini yang bernama Mbah Rais. Dia pergi ke air terjun, lalu dia jatuh dan meninggal. Makanya air terjun ini diberi nama Coban Rais.” kata Mbah Siti yang tampak antusias meskipun usianya sudah terlihat tua.
Selain itu jika kita hendak menuju air terjun jarak yang harus ditempuh sekitar 3 km. Meskipun harus ditempuh dengan berjalan kaki, tapi masih banyak pengunjung yang antusias ke lokasi ini.
“Jarak yang ditempuh sekitar 3 km. Biasanya pengunjung ramai pada hari sabtu dan minggu.” tutup Mbah Siti yang tidak bisa berbicara bahasa Indonesia ini.
Julukan Kota Batu sebagai kota wisata memang sudah tidak diragukan lagi. Jadi bagi anda yang masih bingung menentukan tempat tujuan wisata, air terjun Coban Rais bisa menjadi salah satu tujuan destinasi wisata akhir pekan anda. (ds)
Oleh:
Diana Sofah
31/01/15
Diklat Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Asia Pers Independen (API)
@Coban Rais, Oro-Oro Ombo, Batu