Cerita ini hanya fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama, tempat, dan sebagainya itu hanya kebetulan belaka.
Selamat membaca....
Author By: Diana Sofah
Ku lihat fandi sudah ada
di depan gerbangku. Dengan muka yang sedikit masam, ya... dia selalu datang on
time. Dia selalu menjemputku walaupun aku tak memintanya. Bahkan di bulan ke
delapan kita jadian ini, sama sekali kita tidak punya masalah . Tak pernah
sekalipun berdebat apalagi bertengkar. Ya... semuanya berjalan lancar bahkan
terlalu lancar. Tak ada permasalahan sama sekali di antara kita.
“
Ayo naik sayang! “ pintanya sambil tersenyum manja. Terlihat sangat manis
apalagi dengan kedua lesung pipit di pipinya itu.
“
Langsung pulang aja dech! “ ucapku sambil menaiki jok motornya.
“
Iya deh, apa sih yang nggak buat kamu! “ ucapnya mulai menjenggleng motornya.
Dia
teramat baik bagiku, Terlebih lagi jika aku sakit. Dia orang pertama yang
menjengguku. Tapi akhir-akhir ini, entahlah apa yang ada di hatiku? Aku mulai
bosan denganya. Entahlah karena kenapa? Sebenarnya, aku nggak terlalu suka sama
dia. Aku gag tega melihatdia yang selalu aku mengejarku. Dia selalu memberiku
hadiah lewat temanku, lisa. Akhirnya setelah tiga kali dia menembakku. Aku
menerimanya, Aku menjadi kekasihnya sampai saat ini. Awalnya aku berharap
lambat laun aku akan bisa mencintainya. Tapi sepertinya memang cinta ini bukan
untuk dia. Kalau boleh jujur, hati ini masih tersisa untuk cinta pertamaku,
Vino. Dia teman SD ku dulu. Tapi semenjaklulus SD, aku udah lost kontek sama dia. Kabarnya sih, dia
ngelanjutin sekolah di kota ayahnya bekerja, surabaya.
“ makan
siang dulu ya? “ pintanya menghentikan
motornya di depan sebuah rumah makan tak jauh dari sekolahku.
“ kamu mau pesan apa? “ tanyanya lembut, teramat
lembut menurutku
“es teh aja deh!
“ jawabku
“ looh, kok gak makan sich, entar kamu skait lho!
“ dia menatapku lembut
“ tadi udah dikantin!”
“ beneran? “ tanyanya masih belum puas dengan
jawabanku.
“ ya! “ jawabku singkat, padat, dan jelas.
“ ya udah mbak, es teh aja dua gelas!” ucapnya
kepada pelayan dirumah makan itu. Selesai makan, fandi langsung mengantarkanku
kerumah.
*******
Dua
bulan kemudian, tepatnya tanggal 14 februari. Hari ini hari jadianku sama fandi
tepat satu tahun. Satu tahun lalu, dia menembak untuk ketiga kalinya. Yang
kemudian aku langsung menerimanya. Dia berpesan kepadaku agar nanti malam aku
pergi ke danau tempat kita jadian dulu.
Udah pasti nanti malam pasti dia bermaksud ngerayain satu tahun jadian kita.
Tapi nanti malam aku sudah punya rencana besar, lebih besar dari perayaan satu tahun
kita jadian . nanti malam aku bermaksud memutuskannya. Yaa..... dari kemarin
aku sudah mempersiapkan diri untuk memutuskannya. Menyiapkan mental dan sebisa
mungkin tidak menyakiti hatinya.
Tepat
pukul 07.00 aku tiba di danau itu. Banyak lampu-lampu kecil yang berwarna-warni
yang menghiasi pepohonan dan tanaman-tanaman di sekitar danau itu. Tapi, dari
semua itu yang menarik hatiku. Tulisan I LOVE YOU dari urutan lampu menyala
terang di sudut danau itu. Nampak sangat indah,
mungkinkah ini surga cinta yang ada didunia?
Sudut manapun yang kupandang tak ada cacatnya. Tetapi sepertinya ada sesuatu
yang kurang, FANDI? Tak nampak batang hidungnya.
Aku
menunggunya di tempat duduk persegi empat di sekitar danau itu. “ I LOVE YOU
sayang “ fandi merengkuh bahuku dari belakang tempatku duduk. Aku tak
menjawabnya. Aku langsung berdiri. Fandi kini telah berada di hadapanku.
“ aku sayang sama kamu “ ucapnya sambil menggapai
jemari tanganku dan kemudian menciumnya. Kemudian dia memelukku penuh dengan
kehangatan, tapi tetap saja aku tak berucap apa-apa. Aku langsung melepaskan
pelukannya. Dan mengajaknya bicara sambil duduk di tempatku menunggunya tadi.
“ Fan,
aku mau ngomong penting sama kamu
“ ucapku memandang lembut kedua bola matanya.
“ ngomong aja sayang “ jawabnya manja.
“ seberapa besar kamu cinta aku? “ tanyaku
“ cinta itu gak bisa diukur. Mungkin sampai
kapanpun cintaku hanya tercipta untukmu! “ ucapnya penuh romantis.
Perkataannya
membuat sejenak hatiku luluh. Tapi, itu tak mebuatku mengurungkan niatku. Aku
harus berusaha memutuskannya. Karena memang tak ada sevuil hati ini untuknya.
Aku sama sekali tidak cinta sama dia. Apa boleh buat, aku sudah membulatkan
tekatku itu.
“ fan, aku mau hubungan kita sampai dissni saja
“ ucapku penuh keberanian.
“ maksud kamu kita putus? “ jawabnya penuh kaget
“ iya, aku mau kita putus! “ sekali lagi ku
beranikan ucapanku.
“ emangnya aku salah apa sama kamu? “ tanyanya
dengan wajah mulai kusut.
“ gak, kamu gak salah, aku yang salah! “ ucapku
penuh rasa bersalah
“ kamu punya pacar selain aku? “ ujarnya mencoba
menebak.
“ sama sekali enggak! “ ujarku lantang.
“ terus apa? Kenapa kamu minta putus? “ tanyanya
mulai curiga
“ jujur, aku gak pernah cinta sama kamu! “ ujarku
sangat lantang dan berani.
“ selama satu tahun ini gak ada sama sekali? “
tanyanya penuh selidik
“ gak ada! Aku sudah mencoba mencintaimu, tetap
saja aku tak bisa! “ ujarku memberi pengertian.
“ jadi, mulai sekarang kita putus? “ tanyanya.
“ ya! “ jawabku langsung meninggalkan danau indah
itu tanpa penyesalan. Tanpa kesedihan, apalagi tangisan.
Sejenak hatiku terasa
lega. Tak ada lagi yang menjanggal dalam hatiku. Ku ayunkan kaki ini langkah
demi langkah. Aku mencoba menoleh ke arah belakang. Kulihat fandi tetap saja
duduk terpaku. Dia terdiam dan tak bergerak sedikitpun. Mungkin hanya bernafas
yang sekarang dilakukannya. Aku sama sekali tak tau apa yang ada difikrannya
sekarang. Mungkin hatinya menangis.
Aku
minta maaf. Aku telah menggoreskan luka dihatimu, fandi. Tapi jika aku gak
mutusin kamu, aku jadi semakin salah. Mana mungkin sebuah hubungan dijalani
tanpa rasa cinta. Sekali lagi aku minta maaf. Selamat tinggal fandi..
*******
Dua minggu kemudian, aku mendapat undangan reunian
SD. 01, Ini kesempatanku agar bisa bertemu vino. Tapi mungkin dia akan datang?
Mudah-mudahan saja. Mungkin dia udah lupa sama aku, hampir 6 tahun aku nggsak
pernah ketemu dia. Aku berharap dia masih mengingatku cinta pertamanya.
Aku
berangkat bersama temanku lisa. Dia juga satu SD sama aku. Sampai di tempat
reunian ku lahat anak-anak sudah banyak yang ngumpul. Tapi tak satupun dari
wajah mereka yang aku kenal. Putus saja begitu. 6 tahun berpisah membuat wajah
mereka cepat berubah.
Akhirnya
semuanya larut dalam suasana hangat reuni. Hitung-hitung nostalgia masa-masa SD
dulu. Aku juga masih inget banget sangat aku dan vino main
pengantin-pengantinan . Begitu lucu dan indah bila di ingat-ingat. Tapi sejak
dari tadi entahlah aku nggak ngeliat vino. Apa mungkin aku nggak bisa ngenali
dia?
Suasana
malam makin larut saja. Gemerlap bintang-bintang di langit maklin menambah seru
acara reuni. Tapi tiba-tiba suara knalpot motor memecah suasana hangat malam
itu. Begitu kencang dan bising terdengar di telingaku . sepertinya aku pernah
ngeliat sosok pengendara itu ya..... tak salah lagi dia yang nabrak aku dua
minggu yang lalu. Apa mungki8n dia juga yang termasuk di undang reuni ini. Tapi
siapa dia? Aku sama sekali tak mengenalnya. Ku dengar secara samar-samar,
fajar, ketua kelasku dulu memanggil cowok itu dengan nam vino.
Oh
tuhannn.. benarkah dia vino? Apa aku sedang bermimpi bisa bertemu dengannya?
Aku selalu merindukannya, selalu mengharapkannya. Dan sekarang dia berada di
depanku.
“ vino, kok telat sih! “ ku dengar dari kejauhan
fajar menyapa vino.
“ ya sory, jalanan pada macet! “ suara vino
terdengar bersahabat, beda banget saat ngomong sama aku dulu.
“ ya udah, anak-anak udah pada nunggu kamu tuh! “
“ oh ya, ngomong-ngomong kamu lihat cinta pertama
aku gak? “ ujar vino, mungkin maksudnya dia mau nyari aku.
“ siapa? Oohhh... gue inget? Tuch orangnya yang
pakai gaun biru muda! “ fajar menunjukku. Tapi aku tak berani noleh ke arah mereka.
Sebelum vino menghampiriku, aku mencoba keluar
dari kerumunan anak-anak. Tapi sepertinya vino mengejarku. Aku tetap berlari
tanpa menoleh kebelakang. Setelah berlari cukup lama, kakiku tersandung sebuah
batu. Aku terjatuh dan tak mampu berdiri. Aku sudah kecapekan.
“ udah, ngapain lari lagi! “ suara lembut vino
menenangkan hatiku.
“ vinoo... ! “ ucapku hanya menyebuit namanya.
“ maafin aku, aku dulu gak pernah mencari
informasi tentangmu” permintaan maaf vino begitu tulus.
“ lupain aja, udah aku maafin kok! “
Vino membantuku berdiri, selanjutnya dia
menggendongku dan mencarikanku tempat duduk. Di tempat duduk itu kita
melanjutin percakapan kita yang belum kelar tadi.
“ kamu udah punya pacar? “ tanya vino begitu
lembut.
“ baru putus dua minggu lalu “
“ oohh.. berarti sekarang jomblo? “ tanya vino
“ boleh dibilang begitu! Kamu sendiri? “ aku balik
nanya dia
“ jujur, aku gak pernah pacaran sama sekali! “
ujarnya mengaku.
“ gak mungkin, kamu kan cakep. Pasti banyak cewek
yang suka sma kamu! “
“ sumpah gak pernah, aku masih mengharapkan cinta
dari cinta pertamaku “ ujarnya menyudutkanku
Aku tak berani menjawabnya. Sebenarnya kemudian
vino menggapai tangan kananku dan meletakkan di dadanya.
“ aku sayang sama kamu! “ ujarnya penuh kejujuran
Aku tak kuasa menjawabnya. Tak kuduga, air mataku
menetes perlahan membasahi pipiku. Dengan penuh kelembutan vino menghapus air
mata itu dari pipiku.
“ kamu mau jadi kekasihku? “ ujar vino menatapku
penuh kejujuran.
Aku tak membalas ucapannya. Tapi kali ini aku
menganggukkan kepalaku pertanda aku menerimanya.
“ terima kasih sayang! “ vino memelukku penuh
kehangatan.
Malam semakin larut, udara semakin dingin, vino
melepas jaketnya dan memakaikannya untuk
dibalutkan ditubuhku. Aku merasa nyaman berada disamping vino. Tuhan telah menyatukan
kami kembali sebagai sepasang kekasih. Terima kasih tuhan, karena kau telah
memberikan kebahagiaan yang sempurna untukku. Kau memberikan sebuah malaikat
yang tak bersayap untuk membuatku
tersenyum. Sekali lagi, terima kasih tuhan atas semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar