Selasa, 17 September 2013

FIRST LOVE



Cerita ini hanya fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama, tempat, dan sebagainya itu hanya kebetulan belaka.
Selamat membaca....

Author By: Diana Sofah

Ku lihat fandi sudah ada di depan gerbangku. Dengan muka yang sedikit masam, ya... dia selalu datang on time. Dia selalu menjemputku walaupun aku tak memintanya. Bahkan di bulan ke delapan kita jadian ini, sama sekali kita tidak punya masalah . Tak pernah sekalipun berdebat apalagi bertengkar. Ya... semuanya berjalan lancar bahkan terlalu lancar. Tak ada permasalahan sama sekali di antara kita.
          “ Ayo naik sayang! “ pintanya sambil tersenyum manja. Terlihat sangat manis apalagi dengan kedua lesung pipit di pipinya itu.
          “ Langsung pulang aja dech! “ ucapku sambil menaiki jok motornya.
          “ Iya deh, apa sih yang nggak buat kamu! “ ucapnya mulai menjenggleng motornya.
          Dia teramat baik bagiku, Terlebih lagi jika aku sakit. Dia orang pertama yang menjengguku. Tapi akhir-akhir ini, entahlah apa yang ada di hatiku? Aku mulai bosan denganya. Entahlah karena kenapa? Sebenarnya, aku nggak terlalu suka sama dia. Aku gag tega melihatdia yang selalu aku mengejarku. Dia selalu memberiku hadiah lewat temanku, lisa. Akhirnya setelah tiga kali dia menembakku. Aku menerimanya, Aku menjadi kekasihnya sampai saat ini. Awalnya aku berharap lambat laun aku akan bisa mencintainya. Tapi sepertinya memang cinta ini bukan untuk dia. Kalau boleh jujur, hati ini masih tersisa untuk cinta pertamaku, Vino. Dia teman SD ku dulu. Tapi semenjaklulus SD, aku udah lost kontek sama dia. Kabarnya sih, dia ngelanjutin sekolah di kota ayahnya bekerja, surabaya.
  makan siang dulu ya? “ pintanya menghentikan motornya di depan sebuah rumah makan tak jauh dari sekolahku.
“ kamu mau pesan apa? “ tanyanya lembut, teramat lembut menurutku
“es teh aja deh!  “ jawabku
“ looh, kok gak makan sich, entar kamu skait lho! “ dia menatapku lembut
“ tadi udah dikantin!”
“ beneran? “ tanyanya masih belum puas dengan jawabanku.
“ ya! “ jawabku singkat, padat, dan jelas.
“ ya udah mbak, es teh aja dua gelas!” ucapnya kepada pelayan dirumah makan itu. Selesai makan, fandi langsung mengantarkanku kerumah.
*******
          Dua bulan kemudian, tepatnya tanggal 14 februari. Hari ini hari jadianku sama fandi tepat satu tahun. Satu tahun lalu, dia menembak untuk ketiga kalinya. Yang kemudian aku langsung menerimanya. Dia berpesan kepadaku agar nanti malam aku pergi ke danau  tempat kita jadian dulu. Udah pasti nanti malam pasti dia bermaksud ngerayain satu tahun jadian kita. Tapi nanti malam aku sudah punya rencana besar, lebih besar dari perayaan satu tahun kita jadian . nanti malam aku bermaksud memutuskannya. Yaa..... dari kemarin aku sudah mempersiapkan diri untuk memutuskannya. Menyiapkan mental dan sebisa mungkin tidak menyakiti hatinya.
          Tepat pukul 07.00 aku tiba di danau itu. Banyak lampu-lampu kecil yang berwarna-warni yang menghiasi pepohonan dan tanaman-tanaman di sekitar danau itu. Tapi, dari semua itu yang menarik hatiku. Tulisan I LOVE YOU dari urutan lampu menyala terang di sudut danau itu. Nampak sangat indah, mungkinkah ini surga cinta yang ada didunia? Sudut manapun yang kupandang tak ada cacatnya. Tetapi sepertinya ada sesuatu yang kurang, FANDI? Tak nampak batang hidungnya.
          Aku menunggunya di tempat duduk persegi empat di sekitar danau itu. “ I LOVE YOU sayang “ fandi merengkuh bahuku dari belakang tempatku duduk. Aku tak menjawabnya. Aku langsung berdiri. Fandi kini telah berada di hadapanku.
“ aku sayang sama kamu “ ucapnya sambil menggapai jemari tanganku dan kemudian menciumnya. Kemudian dia memelukku penuh dengan kehangatan, tapi tetap saja aku tak berucap apa-apa. Aku langsung melepaskan pelukannya. Dan mengajaknya bicara sambil duduk di tempatku menunggunya tadi.
Fan, aku mau ngomong penting sama kamu “ ucapku memandang lembut kedua bola matanya.
“ ngomong aja sayang “ jawabnya manja.
“ seberapa besar kamu cinta  aku? “ tanyaku
“ cinta itu gak bisa diukur. Mungkin sampai kapanpun cintaku hanya tercipta untukmu! “ ucapnya penuh romantis.
          Perkataannya membuat sejenak hatiku luluh. Tapi, itu tak mebuatku mengurungkan niatku. Aku harus berusaha memutuskannya. Karena memang tak ada sevuil hati ini untuknya. Aku sama sekali tidak cinta sama dia. Apa boleh buat, aku sudah membulatkan tekatku itu.
“ fan, aku mau hubungan kita sampai dissni saja “  ucapku penuh keberanian.
“ maksud kamu kita putus? “ jawabnya penuh kaget
“ iya, aku mau kita putus! “ sekali lagi ku beranikan ucapanku.
“ emangnya aku salah apa sama kamu? “ tanyanya dengan wajah mulai kusut.
“ gak, kamu gak salah, aku yang salah! “ ucapku penuh rasa bersalah
“ kamu punya pacar selain aku? “ ujarnya mencoba menebak.
“ sama sekali enggak! “  ujarku lantang.
“ terus apa? Kenapa kamu minta putus? “ tanyanya mulai curiga
“ jujur, aku gak pernah cinta sama kamu! “ ujarku sangat lantang dan berani.
“ selama satu tahun ini gak ada sama sekali? “ tanyanya penuh selidik
“ gak ada! Aku sudah mencoba mencintaimu, tetap saja aku tak bisa! “ ujarku memberi pengertian.
“ jadi, mulai sekarang kita putus? “ tanyanya.
“ ya! “ jawabku langsung meninggalkan danau indah itu tanpa penyesalan. Tanpa kesedihan, apalagi tangisan.
Sejenak hatiku terasa lega. Tak ada lagi yang menjanggal dalam hatiku. Ku ayunkan kaki ini langkah demi langkah. Aku mencoba menoleh ke arah belakang. Kulihat fandi tetap saja duduk terpaku. Dia terdiam dan tak bergerak sedikitpun. Mungkin hanya bernafas yang sekarang dilakukannya. Aku sama sekali tak tau apa yang ada difikrannya sekarang. Mungkin hatinya menangis.
          Aku minta maaf. Aku telah menggoreskan luka dihatimu, fandi. Tapi jika aku gak mutusin kamu, aku jadi semakin salah. Mana mungkin sebuah hubungan dijalani tanpa rasa cinta. Sekali lagi aku minta maaf. Selamat tinggal fandi..
*******
Dua minggu kemudian, aku mendapat undangan reunian SD. 01, Ini kesempatanku agar bisa bertemu vino. Tapi mungkin dia akan datang? Mudah-mudahan saja. Mungkin dia udah lupa sama aku, hampir 6 tahun aku nggsak pernah ketemu dia. Aku berharap dia masih mengingatku cinta pertamanya.
          Aku berangkat bersama temanku lisa. Dia juga satu SD sama aku. Sampai di tempat reunian ku lahat anak-anak sudah banyak yang ngumpul. Tapi tak satupun dari wajah mereka yang aku kenal. Putus saja begitu. 6 tahun berpisah membuat wajah mereka cepat berubah.
          Akhirnya semuanya larut dalam suasana hangat reuni. Hitung-hitung nostalgia masa-masa SD dulu. Aku juga masih inget banget sangat aku dan vino main pengantin-pengantinan . Begitu lucu dan indah bila di ingat-ingat. Tapi sejak dari tadi entahlah aku nggak ngeliat vino. Apa mungkin aku nggak bisa ngenali dia?
          Suasana malam makin larut saja. Gemerlap bintang-bintang di langit maklin menambah seru acara reuni. Tapi tiba-tiba suara knalpot motor memecah suasana hangat malam itu. Begitu kencang dan bising terdengar di telingaku . sepertinya aku pernah ngeliat sosok pengendara itu ya..... tak salah lagi dia yang nabrak aku dua minggu yang lalu. Apa mungki8n dia juga yang termasuk di undang reuni ini. Tapi siapa dia? Aku sama sekali tak mengenalnya. Ku dengar secara samar-samar, fajar, ketua kelasku dulu memanggil cowok itu dengan nam vino.
          Oh tuhannn.. benarkah dia vino? Apa aku sedang bermimpi bisa bertemu dengannya? Aku selalu merindukannya, selalu mengharapkannya. Dan sekarang dia berada di depanku.
“ vino, kok telat sih! “ ku dengar dari kejauhan fajar menyapa vino.
“ ya sory, jalanan pada macet! “ suara vino terdengar bersahabat, beda banget saat ngomong sama aku dulu.
“ ya udah, anak-anak udah pada nunggu kamu tuh! “
“ oh ya, ngomong-ngomong kamu lihat cinta pertama aku gak? “ ujar vino, mungkin maksudnya dia mau nyari aku.
“ siapa? Oohhh... gue inget? Tuch orangnya yang pakai gaun biru muda! “ fajar menunjukku. Tapi aku tak berani noleh ke arah mereka.
Sebelum vino menghampiriku, aku mencoba keluar dari kerumunan anak-anak. Tapi sepertinya vino mengejarku. Aku tetap berlari tanpa menoleh kebelakang. Setelah berlari cukup lama, kakiku tersandung sebuah batu. Aku terjatuh dan tak mampu berdiri. Aku sudah kecapekan.
“ udah, ngapain lari lagi! “ suara lembut vino menenangkan hatiku.
“ vinoo... ! “ ucapku hanya menyebuit namanya.
“ maafin aku, aku dulu gak pernah mencari informasi tentangmu” permintaan maaf vino begitu tulus.
“ lupain aja, udah aku maafin kok! “
Vino membantuku berdiri, selanjutnya dia menggendongku dan mencarikanku tempat duduk. Di tempat duduk itu kita melanjutin percakapan kita yang belum kelar tadi.
“ kamu udah punya pacar? “ tanya vino begitu lembut.
“ baru putus dua minggu lalu “
“ oohh.. berarti sekarang jomblo? “ tanya vino
“ boleh dibilang begitu! Kamu sendiri? “ aku balik nanya dia
“ jujur, aku gak pernah pacaran sama sekali! “ ujarnya mengaku.
“ gak mungkin, kamu kan cakep. Pasti banyak cewek yang suka sma kamu! “
“ sumpah gak pernah, aku masih mengharapkan cinta dari cinta pertamaku “ ujarnya menyudutkanku
Aku tak berani menjawabnya. Sebenarnya kemudian vino menggapai tangan kananku dan meletakkan di dadanya.
“ aku sayang sama kamu! “ ujarnya penuh kejujuran
Aku tak kuasa menjawabnya. Tak kuduga, air mataku menetes perlahan membasahi pipiku. Dengan penuh kelembutan vino menghapus air mata itu dari pipiku.
“ kamu mau jadi kekasihku? “ ujar vino menatapku penuh kejujuran.
Aku tak membalas ucapannya. Tapi kali ini aku menganggukkan kepalaku pertanda aku menerimanya.
“ terima kasih sayang! “ vino memelukku penuh kehangatan.
Malam semakin larut, udara semakin dingin, vino melepas jaketnya dan memakaikannya untuk dibalutkan ditubuhku. Aku merasa nyaman berada disamping vino. Tuhan telah menyatukan kami kembali sebagai sepasang kekasih. Terima kasih tuhan, karena kau telah memberikan kebahagiaan yang sempurna untukku. Kau memberikan sebuah malaikat yang tak bersayap untuk membuatku tersenyum. Sekali lagi, terima kasih tuhan atas semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar